Sunday, December 6, 2020

ENRG bangkit dari kubur. Masih bisa naik?

ENRG sudah pernah kita bahas disini pada Agustus tahun lalu dimana ketika itu harganya masih 50an. Dan baru satu tahun lebih kemudian akhirnya ENRG ini mulai naik bahkan sudah hampir 2 kali lipat hanya dalam 2 minggu. Kenapa si ENRG ini bisa naik signifikan? Apakah masih bisa terus naik hingga tembus 100 perak? Kalau baru masuk di harga sekarang apakah beresiko?


Kalau kita telusuri informasi mengenai ENRG ini di web idx.co.id, dapat kita lihat bahwa ternyata perusahaan baru saja melakukan RUPSLB pada 30 November kemaren dimana rapat tersebut khusus membahas rencana ENRG untuk melakukan HMETD alias right issue. Dan dari hasil RUPSLB tersebut diketahui bahwa pemegang saham menyetujui rencana manajemen untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp. 100.

Jadii, bangkitnya ENRG dari kubur ini disebabkan oleh rencana corporate action ini, dimana ketika kemaren harganya 50 perak dan kemudian mulai beredar informasi bahwa ENRG akan melakukan right issue dengan nilai nominal 100, maka jadilah sahamnya mau gak mau harus naik mendekati nilai nominal right issue ini. Dan terbukti saat ini sahamnya sudah hampir menembus Rp. 100. Sekarang pertanyaannya, masih kah ENRG ini bisa lanjut naik lebih tinggi?

Perlu diketahui bahwa dalam right issue terdapat dua jenis harga yang diumumkan oleh para emiten. Yang pertama yaitu nilai nominal tadi, yang kedua yaitu harga penawaran. Nah, ketika suatu perusahaan menerbitkan saham baru alias right issue, maka harga yang harus dibayar oleh investor adalah harga penawaran ini, dan biasanya nilainya lebih tinggi dibandingkan nilai nominal saham. Kenapa? agar modal yang diperoleh dari right issue juga lebih besar.

Oleh karena itu, biasanya ada skenario goreng-gorengan dulu sebelum perusahaan melakukan right issue. Contoh, katakanlah ketika prospektusnya keluar nanti dituliskan bahwa harga penawaran right issue ENRG ini sebesar 200. Maka, sebelum harga penawarannya diumumkan ke publik, biasanya harga sahamnya akan diangkat dulu mendekati 200, bahkan lebih. Tujuannya agar harga right issuenya terkesan murah dan lebih banyak investor yang mau menebus right issuenya. 

Dan kalau melihat tipikal grup Bakrie ini, biasanya mereka selalu sukses dalam melakukan right issue dengan nilai jumbo, jadi somehow entah nanti bagaimana caranya harga penawaran right issue ini seharusnya di atas 100 perak. Dan kalau itu terjadi maka ENRG akan tembus 100 dan naik lebih tinggi lagi.

Jadi kesimpulannya, apabila manajemen bernafsu meraup dana jumbo, maka nanti manajemen ENRG akan memutuskan harga penawaran right issuenya di atas 100 dan ENRG ini akan naik lebih tinggi, tetapi apabila manajemen cukup puas dengan harga right issue seperti harga sekarang, maka sahamnya gak bakal kemana-mana malah mungkin akan turun. Dan sekarang, menurut Anda, Group Bakrie tergolong tipikal manajemen yang mana? 😀

No comments:

Post a Comment